MATERI 4 ARTIFICIAL INTELLIGENCE DAN ETIKA MAHASISWA

 

Pemateri: Dr Ginanjar

Etika akademik di tengah badai AI

 Ada kekhawatiran bahwa kemajuan kecerdasan buatan akan menjadi bumerang, sehingga merusak proses pendidikan di kampus/sekolah. Terutama masalah kecurangan dalam ujian. Menghormati etika akademik adalah sebuah pilihan mutlak.

 • Beberapa sekolah besar bahkan menetapkan aturan bahwa penggunaan AI merupakan tindakan curang (The Guardian, 1 Oktober 2023). Di New York, menurut media serupa, penggunaan ChatGPT, aplikasi chatbot OpenAI yang mampu menjawab semua pertanyaan secara komprehensif dalam waktu singkat, telah dilarang di semua perangkat yang digunakan di sekolah umum. Di London, para profesor di University College London menegaskan kembali perlunya merancang format ujian yang berbeda dari sebelumnya agar siswa tidak bergantung pada AI, terutama ChatGPT, untuk menjawab soal ujian (London Review of Books, 1 Mei 2023). .

 Seperti yang bisa dilihat, landasan dari beberapa contoh di atas adalah perlunya tindakan strategis agar kemajuan AI tidak menjadi bumerang, yang justru menghancurkan proses pendidikan di institusi/sekolah.

 Di Indonesia, seruan serupa sudah mulai bermunculan, meski masih bersifat sporadis dan belum resmi menjadi peraturan pemerintah. Webinar “Artikel Ilmiah di Lingkaran Kecerdasan Buatan” (Kompas, 14 Maret 2023) adalah salah satu contoh gerakan terputus-putus tersebut.

 Nada mendasar yang digaungkan dalam webinar tersebut adalah pentingnya menghidupkan etika akademik untuk menghindari berbagai penipuan yang dapat diakibatkan oleh kecanggihan AI.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ramadhan kareem 1445 H

MATERI 6 Mahasiswa Unusa Berintelektual dengan anti kekerasan seksual, anti perundungan menjadi remaja asyik tanpa usik

Resume fakultas 1